by : Eddy Suhardy
Betul. Menulis itu gampang. Semua orang yang sudah belajar tulis-baca ya pasti bisa menulis. Ah! Becanda? Sudahlah, mari kita coba saja.
Kalau ada yang merasa bahwa menulis itu agak susah, mungkin itu dalam konteks menulis artikel. Dibilang “agak susah” karena biasanya buat yang tak terbiasa kadang bingung ingin memulai dari mana.
Ada dua hal yang bisa dilakukan. Pertama, menentukan persoalan apa yang mau ditulis alias ide tulisan. Kedua, Anda harus tahu untuk siapa tulisan itu dibuat.
Tulisan yang menyasar target audiens anak-anak berbeda dengan remaja. Pun demikian antara tulisan untuk remaja dengan orang dewasa. Persoalan yang ingin dikemukakan bisa sama, cara penyampaian berbeda.
Well, tentang target audiens nanti kita bahas lebih dalam dalam seri selanjutnya. Untuk yang baru belajar menulis artikel, kita mulai saja dari hal pertama, yang mendasar: menentukan topik tulisan.
Menentukan Topik Tulisan
Ide untuk topik tulisan bisa datang dari mana saja. Bayangkan saja beberapa peristiwa yang terjadi beberapa hari belakangan. Misal, Jumat malam lalu, Anda nongkrong bersama teman-teman di kafe langganan. Ngobrol punya ngobrol akhirnya masuklah Anda ke sebuah perbincangan.
“Si Fulan lagi pusing nih,” kata Anda. “Kenapa?” tanya teman Anda.
“Bulan depan dia kan mau menikah. Tetapi belum dapat gedung untuk resepsi. Hampir semua gedung di Jakarta sudah di-booking orang,” ujar Anda, lagi. “Lha, terus, bagaimana?” tanya teman.
“Ya, sekarang dia sibuk hunting lokasi. Cari informasi,” tambah Anda.
Selanjutnya pembicaraan pun mengalir. Semua yang hadir bergantian menyatakan sesuatu yang ada hubungannya dengan masalah gedung untuk resepsi pernikahan.
Malam itu topik obrolan yang diangkat adalah “gedung resepsi pernikahan”. Artinya, secara tidak langsung Anda sebenarnya sudah memperoleh topik tulisan.
Tentu soal gedung tadi, hanya satu dari berbagai kemungkinan topik lain.
Kalau dianalogikan seperti sebuah kubus, maka soal pernikahan itu bisa dilihat dari berbagai sisi kemungkinan.
Seperti ini:
Satu sisi yang kita pilih jangan dikira tidak luas pembahasannya. Topik pembicaraan “gedung resepsi” saat kita tulis menyediakan banyak aspek yang bisa dibahas.
Contoh:
Kalau mau didetailkan lagi, daftar di atas bisa lebih panjang. Tetapi bayangkan juga, kalau Anda mau menulis soal gedung resepsi, Anda sudah memiliki banyak hal yang bisa dibahas dalam satu tulisan saja.
Jadi, aman dong. Tinggal lagi Anda merangkai ragam aspek itu dalam tulisan. Jika tiap butir persoalan memerlukan penjelasan panjang lebar, maka dalam tulisan nanti, Anda bisa mengelompokkan dalam beberapa subtopik. Karena itu buatlah outline.
Ragangan atau Outline
Mau contoh lagi? Ini, ada nih. Sederhana saja ya.
Misal, Anda bekerja di sebuah perusahaan produk mie instan bernama MieKu. Suatu hari Anda diminta menulis tentang produk mie baru rasa mie godog jawa. Tulisan itu harus dimuat di web milik perusahaan, berbarengan dengan rilis mie tersebut di pasaran. Lalu apa yang mau ditulis?
Nah, topiknya sudah ketemu. Ya itu tadi, produk baru mie instan rasa mie godok.
Selanjutnya dari satu topik itu Anda bisa menurunkan lagi dalam beberapa aspek bahasan. Sapaya gampang buatlah ragangan (outline). Tulis saja apa yang Anda pikirkan. Bebas, jangan pedulikan urutan poin mana yang ingin ditulis duluan.
Misal:
Kalau Anda cuma menemukan empat poin saja, coba kita urutkan. Mana yang mau ditempatkan di posisi pertama, kedua dan seterusnya. Kalau ada poin yang bisa disatukan, ya satukan saja. Misal, alurnya menjadi begini:
Dalam bentuk tulisan pendek, empat poin di atas kita ceritakan seperti ini:
Kangen makan mie godog jawa? MieKu kini menghadirkan mie nan lezat di rumah Anda. Lengkap dengan ruap aroma kuahnya yang khas. (1)
MieKu memindahkan semua cita rasa yang Anda peroleh dari mie godog jawa hingga rincian kecilnya. Bumbunya terdiri kaldu dan rempah-rempah. Racikan bumbu meresap ke tiap lembar mie. Padu padan bumbu juga menghasilkan rasa nikmat dan keharuman kuah seolah dimasak di atas anglo berbara arang. (2)
Rasa mie godok jawa MieKu bisa Anda nikmati seketika. Jika di penjual mie godok Anda harus menunggu 15-20 menit dalam proses memasak, MieKu siap tersaji dalam bilangan 5 menit sejak keluar dari bungkusnya. (3)
MieKu rasa Mie Godok Jawa, cocok dihidangkan kapan saja. Pagi, siang atau malam. Semua sama nikmatnya. (4)
Nah, tuh, contoh tulisan pendek itu sudah jadi. Anda bisa menambah detail kalau perlu di setiap bagian yang relevan.
Sampai di sini, kita bisa merasakan bawah outline berisi topik dan subtopik mempermudah kita menulis. Trik sederhana yang diajarkan pada masa sekolah dulu itu sangat membantu. Terimakasih Bapak dan Ibu Guru.
Mari kita lanjutkan cerita soal menulis ke bagian lain. Judulnya: Menulis Itu Gampang: Pakai Saja Piramida Terbalik