INSIGHT

Cara Mudah Mengukur Keberhasilan Konten

Oleh : Grid Story

13

Apr

Cara Mudah Mengukur Keberhasilan Konten

Salah satu hal indah dalam dunia digital adalah: semua serba bisa diukur. Termasuk soal keberhasilan konten. Apa tolok ukurnya? Mari segarkan kembali ingatan Anda.

Roh dalam content marketing sudah pasti terletak di konten. Konten, bentuknya bisa macam-macam. Artikel, foto, infografis, hingga video. Bila kontennya bekerja dengan bagus, maka audiens akan melongok dan mengonsumsi. Audiens yang terjaring karena konten adalah konsumen potensial.

Berhasil atau tidak, ada alat ukur yang bisa membantu. Jika Anda memiliki web, pasti tidaklah asing dengan tools seperti Google Analytic. 

Ada banyak parameter di dalam sebuah tools. Satu parameter dengan parameter lainnya saling berhubungan. Untuk menarik sebuah kesimpulan komprehensif, butuh membaca semua data.

Ada beberapa parameter penting yang bisa menjadi panduan cepat untuk mengukur keberhasilan konten. Antara lain:

- Website Traffic. Konten yang berhasil akan mendatangkan trafik dan terus meningkat seiring berjalannya waktu. Ketika isi konten kita sesuai dengan ekspektasi dari target audiens, maka audiens akan melakukan engagement terhadap konten kita. Bahkan bukan tidak mungkin bisa mendatangkan lebih banyak trafik lagi.

 

- Bertumbuhnya Subscriber. Kalau kita menggunakan email sebagai sarana marketing, maka jumlah pendaftar (subscriber) yang terus bertambah menjadi indikator yang perlu disimak. Jika sajian rata-rata konten menarik, maka audiens tidak ingin melewatkan konten terbaru dari kita.

 

- Peringkat di Search Engine. Ketika website kita bisa tampil di halaman satu mesin pencari, maka ada beberapa kemungkinan yang terjadi. Karena SEO yang efektif, karena pemakaian ads, dan boleh jadi, berkat konten yang sesuai dengan pencarian.

Jika terjadi karena konten yang sesuai, itu menandakan bahwa kita telah membuat konten yang baik karena berhasil menjadi salah satu hasil yang paling berkorelasi dengan keyword yang dicari.

 

- Average Time on Site. Google Analytics kini menggunakan istilah Average Session Duration. Sementara Similar Web memakai istilah Average Visit Duration. Intinya hampir sama. Konten yang baik akan memancing dan menimbulkan minat membaca. Jika audiens membaca, otomatis mereka akan menghabiskan waktu lebih lama setiap kali berkunjung. Jika Average Time on Site tinggi, silahkan periksa, di konten yang mana durasi panjang itu terjadi. Anda bisa menciptakan konten sejenis atau setidaknya menemukan pola umum yang terjadi.

 

Social Media Followers. Jumlah follower yang terus bertambah menandakan bahwa konten kita menarik. Keinginan untuk follow menjadi  tanda bahwa mereka menyukai. Jika hal ini konsisten dilakukan, maka mereka akan setia menikmati setiap informasi yang diberikan.


- Social Media Shares. Salah satu indikasi kuat bahwa konten kita menarik bagi audiens adalah banyaknya jumlah share. Audiens yang merasa bahwa konten kita menarik dan sesuai dengan ekspektasi, tentu akan membagikan konten tersebut ke teman-temannya. Atau, setidaknya, membagikan informasi via tersebut di lini masa di akun media sosial.

 

- Inbound Link dan Domain Authority. Backlink, atau Inbound Link, bisa menjadi tolak ukur keberhasilan konten. Dengan banyaknya jumlah backlink ke website kita terhadap suatu konten, maka domain authority-nya pun juga akan meningkat. Hal ini juga memberi pengaruh terhadap page rank dari website kala audiens mencari di mesin pencari.

 

- Feedback. Konten yang bagus menurut audiens, akan mengundang banyak interaksi. Misal, dalam bentuk komentar. Interaksi seperti ini merupakan indikasi bahwa konten yang kita buat berhasil menuai respons. Insight atas hal ini berharga dalam kaitannya dengan optimalisasi konten yang akan dibuat pada kesempatan berikutnya.

RELATED ARTIKEL

Platform Seru dan “Gila” Content Marketing 2020

13

Apr

Platform Seru dan “Gila” Content Marketing 2020
Oleh : Vaksiandra Nuryadi

Content Marketing must be insane! Dibutuhkan orang-orang “gila” untuk melahirkan karya content marketing yang juga gila. Tak cukup hanya sekadar normatif dan luar biasa.

Mengapa Tak Bernarasi dan Ber-Story Telling soal KUHP?

13

Apr

Mengapa Tak Bernarasi dan Ber-Story Telling soal KUHP?
Oleh : Vaksiandra Nuryadi

Kunci kesuksesan atas sebuah komunikasi adalah kepahaman audiens atas apa yang disampaikan oleh komunikan. Sebuah kebijakan atau peraturan pemerintah dan lembaga negara, dikatakan berhasil jika masyarakat paham atas kebijakan atau peraturan tersebut. Contoh praktisnya adalah KUHP yang akan disahkan oleh DPR.

Menulis Itu Gampang: Pakai Saja Piramida Terbalik

13

Apr

Menulis Itu Gampang: Pakai Saja Piramida Terbalik
Oleh : Eddy Suhardy

Membuat tulisan dengan bantuan outline adalah cara yang paling mudah. Kalau sudah mulai lancar kita bisa menjajal struktur Piramida Terbalik. Apakah itu?

Menulis dengan Gaya Storytelling

13

Apr

Menulis dengan Gaya Storytelling
Oleh : Eddy Suhardy

Dalam dunia tulis menulis – berkaitan dengan media massa – ada satu gaya yang disebut sebagai feature (tulisan khas). Sebuah feature disajikan selayaknya sebuah cerita. Penulisnya bertindak sebagai seorang pencerita (storyteller).

Ramai-ramai Bikin Website Kedua

13

Apr

Ramai-ramai Bikin Website Kedua
Oleh : Vaksiandra Nuryadi

Media online yang dikelola oleh perusahaan media tampaknya perlu makin waspada. Bagaimana tidak, media-media berbasis suplai konten ini kini tidak hanya bersaing dengan sesama media. Mereka kini berkompetisi dengan banyak perusahaan non media.

Cara Memilih Kata Kunci yang Tepat

13

Apr

Cara Memilih Kata Kunci yang Tepat
Oleh : Grid Story

Memilih kata kunci yang tepat merupakan langkah pertama yang harus dilakukan untuk membuat artikel di era digital. Kebiasaan lama, seperti riset, buru-buru menghubungi narasumber, sekarang bisa dinomorduakan dulu!

CONTACT US

NEWSLETTER

DOWNLOAD

Menara Kompas
18th Floor, Palmerah Selatan
No. 21, Tanah Abang
Jakarta Pusat 10270

Email: contact @grid.co.id
Phone: +6221 53650110/11

Give Your Feedback

Your Name
Your Email
Your Phone
Subject
Your Message