07
Nov
Kita sekarang masuk ke dunia yang telah diubah oleh kekuatan media sosial. Ini adalah dunia di mana pemasaran telah mengalami transformasi besar, mengubah cara konsumen berinteraksi dengan merek. Media sosial adalah cara utama bagi merek untuk masuk ke hati dan pikiran audiens yang selalu online, terhubung melalui jaringan digital, dan kebutuhan informasi di dunia digital saat ini.
Namun, menghadapi hambatan dengan laju perubahan yang semakin cepat. Kesuksesan dalam permainan media sosial yang kompetitif bergantung pada pendekatan yang dirancang dengan cermat, sistematis, dan kuat. Selama beberapa tahun terakhir, model RACE telah terbukti sangat membantu dalam strategi manajemen media sosial. Saatnya untuk memahaminya!
Apa itu RACE MODEL ?
RACE Planning Framework, singkatannya untuk Reach, Act, Convert, dan Engage adalah panduan kunci dalam strategi media sosial. Model ini membantu perusahaan merencanakan dan mengelola strategi digital dengan lebih terstruktur. Tahap pertama, "Plan" yang merupakan dasar, ditetapkan rencana, tujuan, dan strategi digital. Model ini diperkenalkan oleh Dr. Dave Chaffey pada 2012, dan semakin populer dalam social media management karena fokus pada mencapai, mendorong tindakan, mengonversi, dan terlibat dengan audiens.
Model RACE telah mengambil alih peran utama dalam manajemen media sosial, dan dalam artikel ini, kita akan menjelajahi efektivitas dan tahapan-tahapannya yang membantu mengembangkan strategi media sosial yang sangat efektif. Mari kita selami lebih dalam mengapa model ini telah menjadi esensial dalam dunia media sosial.
"Reach": Mencapai Audiens yang Tepat
Pertama, kita memiliki kekuatan untuk mengidentifikasi audiens yang relevan dan menemukan mereka di dunia maya yang luas. Dengan konten yang relevan pada waktu yang tepat, kita memastikan bahwa pesan kita mencapai audiens dengan sukses. Misalnya, kita dapat menggunakan iklan Facebook yang sangat tertarget untuk menarik kelompok usia tertentu, dan secara presisi mengarahkan mereka ke situs web perusahaan. Namun, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan nih.
Komunikasi berulang: Meningkatkan visibilitas dengan mengirimkan pesan terus-menerus kepada calon pelanggan. Ini bisa berarti mengirim iklan yang sama berulang kali.
Komunikasi Touchpoint Berbeda: Menemukan perjalanan pelanggan dan menentukan waktu yang tepat untuk menyampaikan pesan yang relevan sesuai dengan tahapan perjalanan mereka.
Konten dan Penawaran Kampanye: Membuat konten dan penawaran kampanye yang menarik dan beragam untuk membuat audiens tidak jenuh.
Menggerakkan Media Offline ke Tanggapan Digital: Membangun strategi untuk mendorong audiens dari media offline untuk berinteraksi dengan dunia digital, seperti mengarahkan mereka dari iklan cetak ke situs web perusahaan.
"Act": Mendorong Tindakan Audiens
Tahap "Act" berbeda dengan sekadar mengundang audiens ke situs web. Di sini, fokusnya adalah menggerakkan pengunjung untuk mengambil tindakan selanjutnya. Ini bisa berupa menggali lebih dalam tentang perusahaan, mencari produk atau jasa, dan membaca blog. Perusahaan menetapkan ini sebagai tujuan utama dalam analitik data dengan melibatkan mendorong audiens untuk berpartisipasi, seperti berbagi konten sosial atau memberikan testimoni. Misalnya, mengarahkan pengunjung situs untuk berlangganan buletin, membagikan posting media sosial, atau mengejar produk lebih lanjut.
“Convert”: Mengonversi Audiens Menjadi Pelanggan
Tahap "Convert" adalah saat di mana pengikut kita menjadi pelanggan setia. Mereka tidak hanya tertarik, tetapi juga melakukan tindakan yang mengarah pada konversi. Saatnya kita merasakan manfaat sebenarnya dari upaya media sosial kita. Berkaitan dengan cara mendorong audiens untuk melakukan transaksi, baik secara online maupun offline. Misalnya, mengarahkan pengunjung untuk membeli produk, mendaftar sebagai anggota, atau melakukan langkah-langkah lain yang mengarah ke penjualan.
“Engage”: Mengikat Pelanggan Menjadi Setia
Pada tahap ini, konsumen akan mengalihkan diri dari perjalanan mereka untuk menjadi pelanggan setia pada merek kita. Untuk itu, kita dapat berusaha mempertahankan perhatian dan minat pelanggan yang sudah kita tarik sebelumnya. Gambaran penerapan yang dilakukan misalnya sebuah restoran ingin mengikat pelanggan setianya. Mereka mungkin berbagi cerita tentang koki-koki hebat mereka, berinteraksi dengan komentar pelanggan, dan bahkan mengadakan kuis atau acara khusus untuk pelanggan yang sudah setia. Ini adalah cara mereka menjaga hubungan yang kuat dan membuat pelanggan merasa istimewa. Intinya, kunci untuk menjaga pelanggan tetap setia perlu melibatkan nilai tambah, mendengarkan, dan selalu hadir untuk mereka, membentuk perjalanan pembelian dari semua tahapan yang sudah dilalui sebelumnya.
29
Dec
27
Dec
21
Dec
18
Dec
17
Dec
13
Dec
Menara Kompas
18th Floor, Palmerah Selatan
No. 21, Tanah Abang
Jakarta Pusat 10270
Email: contact @grid.co.id
Phone: +6221 53650110/11